Latihan Soal PPPK Terampil Perawat: Uji Kemampuanmu + Pembahasan Lengkap - Studiku
Latihan Soal PPPK Terampil Perawat: Uji Kemampuanmu + Pembahasan Lengkap

Latihan Soal PPPK Terampil Perawat: Uji Kemampuanmu + Pembahasan Lengkap

Lathifah Ummul Nailah
Lathifah Ummul Nailah
13 Juli 2024

Hallo Teman Studiku!

Menjadi tenaga kesehatan yang profesional dan terampil adalah impian banyak perawat di Indonesia. Salah satu langkah penting untuk mencapai impian tersebut adalah dengan berhasil lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Seleksi ini tidak hanya menguji pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga kemampuan adaptasi dalam situasi yang beragam.

Latihan soal PPPK Terampil - Perawat menjadi kunci penting dalam persiapan seleksi ini. Melalui latihan yang rutin dan terstruktur, Kamu dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta memahami pola soal yang sering muncul. Yuk, langsung aja kita latihan soalnya dan pahami pembahasan jawaban nya yaa..

Latihan Soal PPPK Terampil - Perawat dan Pembahasannya

Soal 1 :

Rina, seorang perawat, sedang melakukan kunjungan rumah untuk merawat Ibu Siti, seorang wanita berusia 60 tahun dengan diabetes tipe 2. Ibu Siti tampak cemas dan menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan saat Rina menjelaskan prosedur pemeriksaan gula darah. Ibu Siti mengatakan, "Saya takut jarum suntik, saya tidak ingin melakukan ini."

Pertanyaan: Bagaimana sebaiknya Rina merespon untuk mengurangi kecemasan Ibu Siti dan meningkatkan efektivitas komunikasi terapeutik? A. Mengabaikan kekhawatiran Ibu Siti dan melanjutkan pemeriksaan dengan cepat.
B. Mengatakan, "Ini hanya prosedur sederhana, Anda tidak perlu khawatir."
C. Menggunakan teknik bermain peran dengan boneka untuk menjelaskan prosedur.
D. Memberikan informasi tentang komplikasi diabetes untuk menambah pemahaman Ibu Siti. E. Mengganti prosedur pemeriksaan tanpa memberitahukan kepada Ibu Siti.

Jawaban: C Menggunakan teknik bermain peran dengan boneka untuk menjelaskan prosedur

Pembahasan:

Dalam situasi ini, Ibu Siti menunjukkan kecemasan yang tinggi terhadap prosedur pemeriksaan gula darah. Menggunakan teknik bermain peran dengan boneka adalah cara yang efektif untuk mengurangi kecemasan anak-anak dan dewasa. Teknik ini membantu pasien memahami prosedur dengan cara yang tidak menakutkan dan membuat mereka lebih nyaman. Teknik bermain peran dapat mengalihkan fokus dari ketakutan dan memberikan pemahaman yang lebih baik melalui visualisasi yang menyenangkan.

  • A: Mengabaikan kekhawatiran pasien dapat memperburuk kecemasan dan menurunkan kepercayaan pasien terhadap perawat.
  • B : Mengatakan, "Ini hanya prosedur sederhana, Anda tidak perlu khawatir," bisa membuat pasien merasa diabaikan dan tidak didengarkan, meningkatkan stres.
  • D: Memberikan informasi tentang komplikasi diabetes tanpa menangani kecemasan pasien dapat membuat pasien semakin takut dan tidak kooperatif.
  • E: Mengganti prosedur tanpa memberitahukan pasien adalah tindakan yang tidak etis dan dapat merusak kepercayaan pasien terhadap perawat.

Soal 2:

Di unit gawat darurat, seorang pasien berusia 50 tahun datang dengan serangan jantung. Tim medis bekerja dengan cepat untuk menangani kondisi pasien. Perawat Dika memberikan instruksi kepada tim medis dengan suara tegas dan jelas, tetapi pasien tampak sangat panik dan tidak dapat memahami instruksi yang diberikan.

Pertanyaan: Apa langkah yang paling tepat untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam situasi ini? A. Mengabaikan reaksi pasien dan fokus pada tindakan medis. B. Menenangkan pasien dengan berbicara dengan suara rendah dan memberikan informasi yang sederhana. C. Menggunakan jargon medis yang lebih spesifik untuk memastikan pasien memahami.
D. Memberikan instruksi kepada pasien melalui pesan teks di ponsel perawat.
E. Menyerahkan komunikasi kepada anggota tim lain yang lebih berpengalaman.

Jawaban: B Menenangkan pasien dengan berbicara dengan suara rendah dan memberikan informasi yang sederhana

Pembahasan: Dalam situasi gawat darurat, penting untuk tetap tenang dan memberikan instruksi yang jelas, tetapi juga penting untuk menenangkan pasien. Menggunakan suara rendah dan memberikan informasi sederhana membantu pasien merasa lebih aman dan mengurangi kecemasan. Ini memungkinkan pasien untuk lebih memahami situasi dan mengikuti instruksi dengan lebih baik.

  • A: Mengabaikan reaksi pasien dapat meningkatkan kecemasan dan memperburuk kondisi pasien.
  • B: Menggunakan jargon medis yang terlalu spesifik dapat membingungkan pasien dan membuatnya lebih stres.
  • C: Memberikan instruksi melalui pesan teks tidak praktis dan dapat mengabaikan interaksi langsung yang penting dalam situasi darurat.
  • D: Menyerahkan komunikasi kepada anggota tim lain dapat mengurangi efektivitas komunikasi antara perawat dan pasien

Soal 3:

Budi seorang perawat di ruang rawat inap, berusaha memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang rencana perawatan Ibu Tati yang baru saja menjalani operasi sesar. Keluarga Ibu Tati terlihat cemas dan bingung. Mereka bertanya-tanya tentang prosedur operasi dan kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi.

Pertanyaan: Apa teknik komunikasi yang paling efektif untuk digunakan Budi dalam mengatasi kecemasan keluarga pasien?

  • A. Mengabaikan pertanyaan keluarga dan memberikan informasi hanya kepada Ibu Tati.
  • B. Menggunakan teknik validasi perasaan dengan mengatakan, "Saya mengerti bahwa Anda sangat khawatir tentang operasi ini."
  • C. Memberikan informasi medis yang sangat teknis untuk memastikan keluarga memahami risiko operasi.
  • D. Menyuruh keluarga untuk membaca brosur informasi yang telah disiapkan tanpa menjelaskan secara langsung.
  • E. Menghindari komunikasi dengan keluarga dan hanya berbicara dengan dokter bedah.

Jawaban: B Menggunakan teknik validasi perasaan dengan mengatakan, "Saya mengerti bahwa Anda sangat khawatir tentang operasi ini."

Pembahasan: Menggunakan teknik validasi perasaan adalah cara yang sangat efektif untuk menunjukkan empati dan pengertian terhadap kekhawatiran keluarga. Ini membantu keluarga merasa didengarkan dan dihargai, yang dapat mengurangi kecemasan mereka. Validasi perasaan juga membuka pintu untuk diskusi yang lebih konstruktif tentang rencana perawatan dan prosedur medis.

  • A: Mengabaikan pertanyaan keluarga dapat membuat mereka merasa tidak dihargai dan meningkatkan kecemasan.
  • B: Memberikan informasi medis yang terlalu teknis tanpa pertimbangan terhadap pemahaman keluarga dapat membuat mereka lebih bingung dan stres.
  • C: Menyuruh keluarga membaca brosur tanpa penjelasan langsung dapat membuat mereka merasa terisolasi dan tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
  • D: Menghindari komunikasi dengan keluarga dapat merusak kepercayaan mereka terhadap perawat dan tim medis.

DAPATKAN 100-AN QUIZ HOTS PPPK TERUPDATE DISINI

Soal 4:

Pak Andi, seorang pasien berusia 60 tahun, didiagnosis dengan penyakit jantung koroner. Ia sering terlihat cemas dan khawatir tentang kesehatannya. Suatu hari, ia bertanya kepada perawat, "Apakah saya akan meninggal karena penyakit ini?"

Pertanyaan: Bagaimana sebaiknya perawat menjawab pertanyaan tersebut?

  • A. Mengabaikan pertanyaan Pak Andi dan berbicara tentang hal lain.
  • B. Memberikan jaminan palsu bahwa semua akan baik-baik saja.
  • C. Menjelaskan bahwa semua orang pasti meninggal suatu hari nanti.
  • D. Menunjukkan empati dan memberikan informasi yang akurat tentang kondisi dan perawatan yang tersedia.
  • E. Menyuruh Pak Andi untuk tidak memikirkan hal tersebut.

Jawaban: D Menunjukkan empati dan memberikan informasi yang akurat tentang kondisi dan perawatan yang tersedia.

Pembahasan: Pilihan (d) adalah jawaban yang tepat karena dalam komunikasi terapeutik, penting bagi perawat untuk menunjukkan empati dan memberikan informasi yang akurat. Dengan demikian, Pak Andi akan merasa didengar dan dihargai, serta mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kondisinya dan perawatan yang tersedia. Pilihan lainnya tidak memberikan dukungan emosional yang diperlukan atau memberikan informasi yang tidak tepat.

Soal 5:

Ibu Lina, seorang pasien berusia 45 tahun, baru saja menjalani operasi dan merasa sangat kesakitan. Ia mengatakan kepada perawat bahwa ia merasa putus asa dan tidak mampu menahan rasa sakit lagi.

Pertanyaan: Bagaimana sebaiknya perawat menanggapi pernyataan Ibu Lina?

  • A. Mengabaikan keluhan Ibu Lina dan memberitahunya bahwa rasa sakit itu normal setelah operasi
  • B. Menyuruh Ibu Lina untuk tidak berpikir tentang rasa sakit dan berfokus pada hal-hal positif
  • C. Memberitahu Ibu Lina bahwa rasa sakitnya akan segera hilang tanpa memberikan rincian lebih lanjut
  • D. Mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan empati, dan menawarkan opsi manajemen nyeri yang tersedia.
  • E. Memberikan nasihat medis yang rumit tanpa mempertimbangkan kondisi emosional Ibu Lina.

Jawaban: D Mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan empati, dan menawarkan opsi manajemen nyeri yang tersedia

Pembahasan: Pilihan (d) adalah jawaban yang tepat karena komunikasi terapeutik yang efektif melibatkan mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan empati, dan memberikan informasi yang relevan. Dengan menawarkan opsi manajemen nyeri, perawat menunjukkan bahwa ia peduli dan siap membantu mengurangi rasa sakit yang dialami oleh Ibu Lina. Pilihan lainnya tidak memberikan dukungan emosional yang diperlukan atau tidak mempertimbangkan kondisi Ibu Lina dengan baik.

Iklan Studiku 820x200

Soal 6:

Bapak Joko, seorang pasien berusia 70 tahun dengan demensia, sering merasa bingung dan cemas tentang lokasi dan waktu. Suatu pagi, ia bertanya kepada perawat, "Di mana saya? Mengapa saya di sini?"

Pertanyaan: Bagaimana sebaiknya perawat menanggapi pertanyaan tersebut?

  • A. Mengabaikan pertanyaan dan melanjutkan tugas lain
  • B. Memberikan penjelasan singkat tanpa berusaha memahami kekhawatirannya.
  • C. Menggunakan pendekatan empatik dengan menjelaskan dengan sederhana di mana Bapak Joko berada dan mengapa
  • D. Memberitahu Bapak Joko untuk berhenti bertanya karena ini adalah rumah sakit
  • E. Mengalihkan perhatian Bapak Joko ke aktivitas lain tanpa menjawab pertanyaannya.

Jawaban: C Menggunakan pendekatan empatik dengan menjelaskan dengan sederhana di mana Bapak Joko berada dan mengapa

Pembahasan: Pilihan (c) adalah jawaban yang tepat karena dalam komunikasi terapeutik dengan pasien dengan demensia, penting untuk memberikan penjelasan yang sederhana dan empatik. Menunjukkan pemahaman terhadap kebingungan dan kecemasan pasien serta memberikan penjelasan yang jelas dapat membantu menenangkan pasien. Pilihan lainnya tidak memberikan dukungan yang diperlukan atau mengabaikan kebutuhan emosional dan kognitif pasien. Dengan pembahasan yang lengkap ini, diharapkan user dapat memahami mengapa jawaban-jawaban tersebut adalah yang paling tepat dan sesuai dengan prinsip komunikasi terapeutik yang baik.

Uji Dirimu dengan Quiz Lainnya di Sini!

Dapatkan 100+ Quiz HOTS PPPK Terupdate dengan Klik di Sini.

Soal 7:

Ibu Sari, seorang wanita berusia 55 tahun, baru saja didiagnosis dengan kanker payudara. Ketika perawat mendekatinya untuk memberikan informasi tentang rencana perawatan, Ibu Sari tampak sangat cemas dan berkata, "Saya tidak tahu apakah saya bisa menghadapi semua ini."

Pertanyaan: Bagaimana sebaiknya perawat merespons pernyataan Ibu Sari?

  • A. Mengatakan bahwa banyak orang telah berhasil melewati ini, jadi Ibu Sari juga bisa.
  • B. Mengabaikan perasaan Ibu Sari dan langsung memberikan informasi tentang rencana perawatan.
  • C. Menunjukkan empati dengan mengatakan bahwa perasaan cemas adalah wajar dan menawarkan dukungan emosional.
  • D. Memberikan rincian statistik tentang tingkat kelangsungan hidup kanker payudara.
  • E. Menyuruh Ibu Sari untuk berpikir positif dan tidak khawatir.

Jawaban: C Menunjukkan empati dengan mengatakan bahwa perasaan cemas adalah wajar dan menawarkan dukungan emosional.

Pembahasan: Pilihan (c) adalah jawaban yang tepat karena menunjukkan empati dan menawarkan dukungan emosional adalah inti dari komunikasi terapeutik. Dengan mengakui perasaan cemas Ibu Sari dan menawarkan dukungan, perawat dapat membantu mengurangi kecemasan dan membangun hubungan saling percaya. Pilihan lainnya tidak memberikan dukungan emosional yang diperlukan atau mengabaikan perasaan Ibu Sari.

Soal 8:

perawat di sebuah sekolah dasar melakukan program promosi kesehatan gigi. Program ini mencakup sesi edukasi tentang kebersihan gigi, pemeriksaan gigi rutin oleh dokter gigi, dan distribusi brosur tentang teknik menyikat gigi yang benar. Setelah enam bulan, perawat ingin mengevaluasi efektivitas program tersebut. Dalam evaluasi, perawat menemukan bahwa meskipun ada peningkatan pengetahuan tentang kebersihan gigi, prevalensi karies gigi tetap tinggi.

Pertanyaan: Apa langkah selanjutnya yang paling efektif bagi perawat untuk mengatasi masalah ini?

  • A. Menambah frekuensi pemeriksaan gigi rutin
  • B. Meningkatkan jumlah brosur yang didistribusikan
  • C. Melibatkan orang tua dalam sesi edukasi kesehatan gigi
  • D. Menyediakan lebih banyak sikat dan pasta gigi gratis
  • E. Mengadakan lomba menyikat gigi dengan hadiah menarik

Jawaban: C Melibatkan orang tua dalam sesi edukasi kesehatan gigi

Pembahasan: Meskipun siswa telah menerima edukasi tentang kebersihan gigi, prevalensi karies gigi tetap tinggi, menunjukkan bahwa pengetahuan saja tidak cukup untuk mengubah perilaku. Orang tua memainkan peran penting dalam memantau dan mengarahkan kebiasaan menyikat gigi anak-anak di rumah. Dengan melibatkan orang tua dalam sesi edukasi, perawat dapat memastikan bahwa informasi tentang kebersihan gigi yang baik juga diterapkan di rumah. Orang tua yang teredukasi akan lebih mampu memastikan anak-anak mereka menyikat gigi dengan benar dan rutin, sehingga dapat mengurangi prevalensi karies gigi secara signifikan.

Soal 9:

Sebuah komunitas perkotaan meluncurkan program pengelolaan diabetes yang mencakup sesi edukasi mingguan tentang diet, olahraga, dan penggunaan obat, serta dukungan kelompok bagi pasien diabetes. Setelah tiga bulan, banyak peserta melaporkan peningkatan pengetahuan mereka tentang diabetes, tetapi kadar HbA1c rata-rata peserta masih tetap tinggi.

Pertanyaan: Langkah mana yang paling efektif untuk meningkatkan hasil kesehatan peserta program?

  • A. Menambah sesi edukasi menjadi dua kali seminggu
  • B. Memperkenalkan pelatihan praktis memasak makanan sehat
  • C. Mengganti format sesi edukasi dari tatap muka ke online
  • D. Menyediakan lebih banyak materi edukasi tertulis
  • E. Mengadakan pertemuan individual dengan ahli gizi

Jawaban: E Mengadakan pertemuan individual dengan ahli gizi

Pembahasan: Meskipun sesi edukasi meningkatkan pengetahuan peserta tentang diabetes, kadar HbA1c yang tetap tinggi menunjukkan bahwa peserta mungkin kesulitan menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pertemuan individual dengan ahli gizi dapat memberikan pendekatan yang lebih personal dan spesifik, membantu peserta membuat rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Ini memungkinkan intervensi yang lebih efektif dan terarah, yang dapat membantu peserta mengelola diabetes mereka dengan lebih baik dan menurunkan kadar HbA1c mereka.

Soal 10: Sebuah komunitas dengan prevalensi HIV/AIDS yang tinggi meluncurkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan HIV/AIDS. Kampanye ini mencakup sesi edukasi di sekolah dan tempat kerja, distribusi kondom gratis, dan pelatihan edukator sebaya. Setelah enam bulan, survei menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS tetapi penggunaan kondom tetap rendah.

Pertanyaan: Apa langkah selanjutnya yang paling efektif untuk meningkatkan penggunaan kondom di komunitas tersebut?

  • A. Menambah jumlah kondom yang didistribusikan
  • B. Mengadakan lebih banyak sesi edukasi di sekolah
  • C. Melakukan kampanye media yang lebih intensif
  • D. Meningkatkan pelatihan untuk edukator sebaya
  • E. Menyediakan layanan konseling dan tes HIV anonim

Jawaban: E Menyediakan layanan konseling dan tes HIV anonim

Pembahasan: Meskipun pengetahuan tentang HIV/AIDS telah meningkat, penggunaan kondom yang tetap rendah menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku ini. Layanan konseling dan tes HIV anonim dapat mengatasi beberapa hambatan ini, seperti stigma dan ketakutan terhadap diskriminasi. Dengan menyediakan layanan ini, komunitas dapat lebih memahami pentingnya penggunaan kondom dalam pencegahan HIV, dan individu yang mengetahui status HIV mereka mungkin lebih termotivasi untuk menggunakan kondom secara konsisten. Selain itu, konseling dapat memberikan dukungan emosional dan informasi yang lebih personal, membantu mengatasi hambatan terhadap penggunaan kondom

Yapss, ngga kerasa udah selesai latihan soal bareng studiku! Gimana, udah lebih ngerti soal-soal PPPK Perawat? Ingat, kadang jawaban yang muncul bisa bikin kamu ragu karena kelihatan mirip dan beda tipis jawabannya. Makanya, kamu wajib banget latihan soal dari sekarang biar nanti pas ujian kamu tau taktiknya gimana.

Mau tau contoh soal terbaru lainnya? Langsung aja belajar bareng Studiku.id. Kamu bisa dapetin Quiz dan latihan soal terbaru + Rangkuman materi dan vidio pembelajaran lengkap yang bebas akses dan fleksibel. Kamu juga didampingi sama tutor kece dan berpengalaman pastinya. Udah terbukti Ribuan siswa udah lolos jadi ASN bareng Studiku. Jadi, tunggu apa lagi ?

Mau dapatkan Soal berkualitas lainnya?

Dapatkan semua soal PPPK : 1) Seleksi Kompetensi Manajerial, 2) Seleksi Kompetensi Sosial Kultural, 3) Wawancara, dan 4) Seleksi Kompetensi Teknis, Klik link dibawah ini sekarang!

Yuk, kunjungi https://studicpns.id/ dan Latihan sekarang juga!

Iklan Studiku 820x200